Langsung ke konten utama
Virtual Wedding
Oleh : Ezza
Tiba-tiba terpikirkan ide untuk menyelenggarakan event wedding secara virtual. Semenjak pandemi memang banyak hal yang dilakukan secara hybrid. Meskipun sekarang ini sudah banyak penyelenggaran event secara offline namun secara aturan tetap tidak sebebas sebelum pandemi. Penerapan jumlah pengunjung hingga tata cara di dalam ruangan yang harus berjarak membuat kesulitan tersendiri. Belum lagi masalah perijinan dengan petugas satgas dll ini juga tidak mudah. Bahkan mungkin biaya yang dikeluarkan bisa lebih mahal dibanding sebelum pandemi datang. Jika biasanya untuk mengundang tamu hanya ribuan kini dengan sistem virtual bahkan mempersiapkan untuk puluhan ribu tamu undangan pun bisa tanpa harus susah payah menyewa tempat yang besar beserta ubo rampenya itu.
Ada solusi lain yang ditawarkan untuk mengatasinya.
1. Para mempelai hanya menyediakan satu ruangan yang cukup luas untuk bisa di set seperti studio virtual yang nantinya akan dijadikan sebagai ruangan resepsi /perayaan saat pesta pernikahan. Yang ada di ruangan tersebut ke2 mempelai dan keluarganya, mc dan tentunya tim event yang bertugas. Properti ruangan bisa diisi sesuai kebutuhan yang disepakati saat pembuatan konsep.
2. Menggunakan backdrop green screen sebagai pengganti pelaminan. Nantinya layar hijau ini dipakai untuk pelaminan virtual.
3. Catering yang selama ini dinikmati pengunjung saat berada di gedung bisa digantikan dengan sistem pengantaran ke rumah seperti order online (bisa dibilang catering online), sesuai dengan jumlah tamu undangan yang disepakati.
4. Undangan dibuat secara digital (paperless) seperti undangan melalui link Zoom yang bisa mencangkup hingga puluhan ribu undangan. Bisa juga bagi yang mempunyai kuota terbatas dan device tidak support zoom , maka bisa dilihat secara streaming lewat platform youtube.
Hal ini memang tidak mudah karena ide dan eksekusi dilapangan terkadang tidak semudah yang dipikirkan terutama masalah teknis itu paling banyak ditemui. Tapi tak apalah, yang penting punya mimpi dulu. Selagi mimpi itu gratis maka janganlah berhenti bermimpi , syukur-sykur bisa diwujudkan. (ey)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Reality Show

Beberapa tahun belakangan program acara televisi banyak menayangkan program reality show. Awalnya acara ini digemari oleh para remaja saja. Namun setelah ada persaingan beberapa stasiun televisi yang ingin tetap eksis mereka menayangkan acara yang sama sehingga tayangan ini bebas ditonton oleh siapa saja termasuk anak-anak. Setelah acara seperti ini booming dimasyarakat tayangan ini tidak lagi menjadi tayangan yang mendidik. Apalagi banyak menampilkan prilaku-prilaku yang tidak sepantasnya ditayangkan. Sehingga acara ini kini menjadi drama reality show. Sebenarnya jika ingin menampilkan program acara televisi yang semacam ini tentulah tidak perlu ada hal-hal yang dianggap menyimpang dan menyalahi kode etik penyiaran yang sudah diatur dalam uu RI no 32 tahun 2002. Sekarang yang menjadi pertanyaan apakah memang sudah tidak ada lagi tayangan yang sesuai dengan umur mereka?. Inilah yang masih menjadi tugas para tim creative dari suatu program televisi. Mereka harus tetap menampilkan taya...

Wartawan vs Publik

Menyoroti tentang adanya perseteruana antara Luna maya dengan wartawan infotainment yang sebenarnya hanya masalah sepele namun dibesar-besarkan dengan menggunakan dalih kebebasan berekspresi. Sebenarnya ada banyak hal yang perlu dikaji ulang oleh beberapa pihak tertentu mengenai hal ini. Bukan bermaksud untuk mendiskriminasi para wartawan infotainment namun hanya saja banyak hal yang perlu diperbaiki dalam penyelenggaraan program acara ini. Ini berkaitan dengan beberapa kode etik sebagai seorang wartawan dan juga menyangkut publik. Bagi saya yang masih belajar tentang dunia jurnalistik, hal ini membuat saya sedikit berkomentar tentang apa dan bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh seorang jurnalis. Saya ingat bahwa dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 SPS) ada sebuah pasal yang mengatakan bahwa seorang jurnalis harus mengharagai privasi narasumbernya. Jika kita menanyangkan sebuah acara yang menyebarluaskan privasi seseorang padahal seseorang itu tidak berk...